1. Jelaskan perkembangan pembelajaran matematika dalam negeri!
Hidup ini senantiasa bertemu dengan matematika, entah itu dalam pembelajaran formal, non formal, maupun dalam kehidupan praktis sehari-hari. Matematika merupakan alat bantu kehidupan dan pelayanan bagi ilmu-ilmu yang lain, seperti fisika, kimia, biologi, astronami, teknik, ekonomi, farmasi maupun matematika sendiri. Begitu pentingnya matematika dalam kehidupan maka tidak aneh jika pembelajaran matematika mengalami perkembangan sesuai dengan kebutuhan jaman yaitu Matematika tradisional ( ilmu pasti) Matematika diletakkan sebagai salah satu mata pelajaran wajib. Mulai saat itu pembelajaran matematika diletakan pada ilmu hitung dan cara menghitung. Kekhasan lain dari pembelajaran matematika tradisional adalah bahwa pembelajaran lebih menekankan hafalan dari pada pengertian, menekankan bagaimana sesuatu itu dihitung bukan mengapa sesuatu itu dihitungnya demikian, lebih mengutamakan kepada melatih otak bukan kegunaan, bahasa/istilah dan simbol yang digunakan tidak jelas, urutan operasi harus diterima tanpa alasan dan seterusnya. Urutan operasi hitung pada era pembelajaran matematika tradisional adalah kali, bagi, tambah, dan kurang. Maksudnya bila ada soal dengan menggunakan operasi hitung maka perkalian harus didahulukan dimanapun letaknya baru kemudian pembagian, pejumlahan dan pengurangan.Contoh 12 : 3 jawabnya adalah 4, dengan tanpa memberi tanda kurung, soal diatas ekuivalen dengan 9 + 3 : 3, berdasarkan urutan operasional yaitu bagi dulu baru jumlah dan hasilnya adalah 10. Perbedaan hasil inilah yang menjadi alasan bahwa urutan tersebut kurang kuat. Pembelajaran matematika modern resminya dimulai setelah adanya kurikulum 1975. Model pembelajaran matematika modern ini muncul karena adanya kemajuan teknologi. Penemuan-penemuan teori belajar mengajar oleh J. Piaget, W Brownell, J. P Guilford, J.S Bruner, Z.P Dinenes, D.Ausubel, R.M Gagne dan lain=lain semakin memperkuat arus perubahan model pembelajaran matematika. W. browell mengemukakan bahwa belajar matematika harus merupakan belajar bermakna dan berpengertian. Teori ini sesuai dengan teori Gestalt yang muncul sekitar tahun 1930, dimana Gestalt menegaskan bahwa latihan hafal atau yang sering disebut drill adalah sangat penting dalam pengajaran namun diterapkan setelah tertanam pengertian pada siswa. Pembelajaran matematika era 80-an merupakan gerakan revolusi matematika kedua, walaupun tidak sedahsyat pada revolusi matematika pertama atau matematika modern. Revolusi ini diawali oleh kekwatiran negara maju yang akan disusul oleh negara-negara terbelakang.Pembelajaran matematika ditandai oleh beberap hal yaitu adanya kemajuan teknologi muthakir seperti kalkulator dan komputer.Perkembangan matematika diluar negeri tersebut berpengaruh terhadap matematika dalam negeri. Di dalam negeri, tahun 1984 pemerintah melaunching kurikulum baru, yaitu kurikulum tahun 1984. Alasan menggunakan kurikulum yaitu adanya sarat materi, perbedaan kemajuan pendidikan antara daerah dari segi teknologi, adanya perbadaan kesenjangan antara program kurikulum di satu pihak dan pelaksana sekolah. Karakter yang begitu melekat erat pada kurikulum ini yaitu CBSA (cara belajar siswa aktif).Karena matematika internasional begitu marak di tahun 90-an. Walaupun hal itu bukan hal yang baru sebab tahun-tahun sebelumnya kegiatan internasional seperti olimpiade matematika sudah berjalan beberapa kali. Dengan dasar keprihatinan terhadap terhadap kondisi kelulusan yang kurang siap dalam kanca kehidupan, maka pemerintah berusaha mengembangkan kurikulum baru yang mampu membekali siswa berkaitan dengan problem-solving kehidupan. Lahirlah kurikulum tahun 1994. Dalam kurikulum tahun 1994, pembelajaran matematika mempunyai karakter yang khas, yaitu struktur materi sudah disesuaikan dengan psikologi perkembangan anak, materi keahlian seperti komputer semakin mendalam, model-model pembelajaran matematika kehidupan disajikan dalam berbagai pokok bahasan. Pembelajaran matematika ini mengedepankan tekstual materi namun tidak melupakan hal-hal kontekstual yang lainnya berkaitan.Setelah beberapa dekade dan secara khusus sepuluh tahun berjalan dengan kurikulum 1994, pola-pola lama bahwa guru menerangkan konsep, guru memberikan contoh, murid secara individual mengerjakan latihan, murid mengerjakan soal-soal pekerjaan rumah hanya kegiatan rutin saja disekolah, sementara bagaimana keragaman pikiran siswa dan kemampuan siswa dalam mengungkapkan gagasannya kurang menjadi perhatian.Tahun 2004 pemerintah melaunching kurikulum baru dengan nama kurikulum berbasis kompetesi. Secara khusus model pembelajaran matematika dalam kurikulum tersebut mempunyai tujuan antara lain;
1) Melatih cara berfikir dan bernalar dalam menarik kesimpulan, misalnya melalui kegiatan penyelidikan, eksplorasi, eksperimen, menunjukkankesamaan, perbedaan, konsistensi dan inkonsistensi 2) Mengembangkan aktifitas kreatif yang melibatkan imajinasi, intuisi, dan penemuan dengan mengembangkan divergen, orisinil, rasa ingin tahu, membuat prediksi dan dugaan, serta mencoba-coba. 3) Mengembangkan kemampuan memecahkan masalah Mengembangkan kewmapuan menyampaikan informasi atau mengkomunikasikan gagasan antara lain melalui pembicaraan lisan, catatan, grafik, diagram, dalam menjelaskan gagasan.
Dan kurikulum yang dipakai sekarang adalah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). KTSP adalah kurikulum operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan. KTSP terdiri dari tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan, struktur dan muatan kurikulum tingkat satuan pendidikan, kalender pendidikan, dan silabus.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar